Sunday 2 April 2017

Perencanaan, Instruksi, dan Teknologi

PERENCANAAN

Perencanaan Instruksional
Pengembangan atau penyusunan strategi sistematik dan tertata untuk merencanakan pembelajaran
Kerangka Waktu
a.       Apa yang Perlu Dilakukan
1. Menentukan tujuan instruksional (apa yang harus saya capai?)
2. Merencanakan kegiatan (apa yang harus saya lakukan untuk mencapai tujuan?)
3. Menentukan prioritas (tugas mana yang lebih penting?)
b.      Waktu melakukannya
4. Membuat estimasi waktu (berapa lama waktu yang dibutuhkan setiap kegiatan?)
5. Membuat jadwal (kapan kegiatan akan dilakukan?)
6. Fleksibel (bagaimana saya akan menangani situasi yang tak terduga?)

A. Perencanaan dan Instruksi Pelajaran Teacher-centered
Ada tiga alat umum di sekolah yang berguna dalam perencanaan teacher-centered,yakni sasaran behavioval, menganalisis tugas, dan taksonomi instruksional.
·         Sasaran behavioral merupakan pernyataan yang menyatakan perubahan dalam perilaku murid untuk mencapai tujuan kinerja yang diharapkan.
·         Analisis tugas adalah memecah tugas yang kompleks yang dipelajari murid menjadi komponen-komponen.
·         Taksonomi instruksional mengklasifikasikan sasaran pendidikan menjadi tiga domain: kognitif, afektif dan psikomotor.

Instruksi Langsung
Menurut Joyce  & Weil, 1996 dalam Santrock (2007) instruksi langsung (direct intruction)  adalah pendekatan teacher-centerd yang terstruktur yang dicirikan oleh arahan dan kontrol guru, ekspektasi guru yang tinggi atas kemajuan murid, maksimalisasi waktu yang dihabiskan murid untuk tugas-tugas akademik, dan usaha oleh guru untuk meminimalkan pengaruh negatif terhadap murid. Fokus instruksi langsung adalah aktifitas akademik, materi non akademik (seperti mainan, game, dan teka teki) cenderung tidak dipakai, interaksi murid guru (seperti percakapan atau perhatian tentang diri atau pribadi) juga tidak begitu ditekankan. Jadi, instruksi langsung dapat dikatakan menekankan adanya aktifitas dari kegiatan akademik yang terus menerus, tanpa memperhatikan pengaruh non akademik.

Strategi Instruksional Teacher-Centered
Menurut Santrock (2007) banyak startegi teacher-centered merepleksikan instruksi langsung dari guru, yaitu:
1.Mengorintasikan
Sebelum memulai pelajaran, susunlah kerangka dan orientasikan murid ke dalam materi baru tersbut. Ada yang yang harus ditempuh dalam strartegi orientasi.
a.       Review aktivitas sehari seblumnya.
b.      Diskusikan sasaran pelajaran.
c.       Beri instruksi yang jelas dan eksplisit tentang tugas yang harus dikerjakan.
d.      Beri ulasan atas pelajaran untuk hari ini.

2. Advance organizer
adalah aktifitas dan teknik pengajaran dengan membuat kerangka pelajaran dan mengorientasikan murid pada materi sebelum materi itu diajarakan (Ausabel 1960, dalam Santrock, 2007)). Advance organizer terdiri dari dua bentuk, yaitu:
a.       Exspository, adalah memberi murid pengetahuan baru yang akan meng-orientasikan mereka kepelajaran yang akan datang.
b.      Comporative, adalah memperkenalkan materi baru dengan mengaitkannya dengan apa yang sudah diketahui murid.

3.      Pengajaran, penjelasan, dan demostrasi
Pengajaran dengan paparan/ ceramah (lecturing), penjelasn dan demonstrasi adalah aktifitas yang biasa dilakukan guru dalam pendekatan instruksi langsung. Demontrasi sangat efektif untuk mengajarkan konsep dalam sains.

4.   Pertanyaan dan diskusi.
Dalam strategi ini berfungsi untuk merespon setiap kebutuhan pembelajaran murid sembari menjaga minat dan perhatian kelompok. Penting juga untuk mendis-tribusikan partisipasi luas sembari mempertahankan semangat belajar. Tantangan lainnya adalah mengajak murid memberikan konstribusi sambil mempertahankan fokus pada pelajaran.

5.      Mastery learning (pembelajaran penguasaan materi)
Mastery learning adalah pembelajaran satu konsep atau topik secara menyeluruh sebelum pindah ke topik yang lebih sulit. Menurut Bloom dan Carrol dalam Santrock (2007) pendeketan pembelajran penguasaan materi yng baik harus mengikuti prosedur sebagai berikut:
a.       Menyebutkan tugas atau pelajaran.
b.      Bagilah pelajaran menjadi unit-unit pembelajaran yang berhubungan dengan sasaran instruksional.
c.       Rancanglah prosedur intsruksional dengan memasukkan umpan balik korektif ke murid jika meraka gagal menguasai materi pada level yang dapat diterima, misalnya 90 persen benar. Umpan balik korektif bisa diberikan melalui materi pelangkap, tutoring, atau instruksi kelompok kecil.
d.      Beri tes pada akhir unit pelajaran, dan akhir pelajaran untuk mengevaluasi apakah murid sudah menguasai materi pada level yang dapat diterima.

6.      Seatwork (tugas di bangku kelas)
Seatwork adalah menyuruh semua murid atau sebagian besar murid untuk belajar sendiri-sendiri di bangku mereka.

7.      Pekerjaan rumah
Keputusan instruksional penting lainnya adalah seberpa banyak dan apa jenis pekerjaan rumah yang harus diberikan pada murid.


B. Perencanaan dan Instruksi Pelajaran Learner-centered
Instruksi dan perencanaan learner-centered adalah para siswa, bukan guru. Prinsip ini menekankan pembelajaran dari pelajar yang aktif dan reflektif. Prinsip ini juga mendorong guru untuk membantu murid secara aktif mengkonstruksi pemahaman mereka, menentukan tujuan dan rencana, berpikir mendalam dan kreatif, memantau pembelajaran murid dan membantu murid mengembangkan rasa pecaya diri yang positif.
Pendekatan learner-centered dikritik terlalu banyak memperhatikan proses pembelajaran tetapi tidak cukup memperhatikan kandungan akademiknya. Beberapa kritik menyatakan, instruksi learner-centered akan lebih baik untuk beberapa pelajaran dibandingkan pelajaran lainnya. Pada ilmu sosial dan kemanusiaan pendekatan learner-centered bisa diterapkan, namun pada matematika dan sains, pendekatan teacher-centered lah yang lebih efektif.
1.      Faktor Kognitif dan Meta Kognitif
Faktor kognitif dan metakognitif ini terdiri atas enam prinsip, yaitu:
a.       Sifat proses pembelajaran.
b.      Tujuan proses pembelajaran.
c.       Konstruksi pengetahuan.
d.      Pemikiran strategis.
e.       Memikirkan tentang pemikiran (metakognisi).
f.       Konteks pembelajaran.
2.      Faktor motivasi dan emosional
Motivasi dan emosional adalah faktor penting dari pembelajaran. Ada dua prinsip dalam faktor  motivasi dan emosional, yaitu:
a.       Pengaruh motivasi dan emosi terhad pembelajaran.
b.      Motivasi intrinsik untuk belajar.
c.       Efek motivasi terhadap usaha.
3.      Faktor sosial dan developmental
Faktor sosial dan developmen yang mendasari  dua prinsip leaner-centered, yaitu:
a.       Pengaruh perkembangan pada pembelajaran.
b.      Pengaruh sosial terhadap pembelajaran.
4.      Faktor perbedaan individual
Ada tiga prinsip leaner-centered dalam pendekatan faktor perbedaan individu, yaitu:
a.       Perbedaan individual dalam pembelajaran.
b.      Pembelajaran dan diversitas.
c.       Standar dan penilaian.

C. Teknologi dan Pendidikan
·         INTERNET
Internet adalah inti dari komunikasi melalui komputer. Sistem internet berisi ribuan jarinagan komputer yang terhubung di seluruh dunia, menyediakan informasi yang tak terhingga yang dapat diakses oleh peserta didik. Dalam banyak kasus, internet mengandung informasi yang lebih baru dari buku teks.
Menurut Santrock (2007) ada beberapa cara yang efektif unutk menggunakan internet di kelas, yaitu:
b.      Untuk membantu menavigasi dan mengintegrasikan pengetahuan.
c.       Mendorong belajar bersama.
d.      Menggunakan e-mail.
e.       Untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman guru

·         Teknologi dan Diversitas Sosiokultural
Teknologi membawa beberapa isu sosial. Misalnya, akankah penggunaan teknologi di sekolah, terutama komputer, akan memperlebar jurang perbedaan antara murida kaya dan miskin, atau antara pria dan wanita (Spring, 2000 dalam Santrock, 2007). Problem akses komputer dan pemanfaatannya juga diperparah karena makin banyaknya komputer di rumah keluarga kelasa menengah ke atas.
Berikut ini beberapa rekomendasi untuk mencegah atau mengurangi kesenjangan dalam akses dan penggunaan komputer (Gipson, 1997; Sheffield, 1997; dalam Santrock, 2007)
1.      Saring materi teknologi untuk menghilangkan bias gender, kultural, dan etnis.
2.      Gunakan teknologi sebagi alat untuk menyediakan kesempatan pembelajaran yang aktif dan konstruktif untuk semua murid dari semua latar belakang gender, etnis, dan kultural.
3.      Beri murid informasi tentang pakar dari latar belakang gender dan etnis yang berbeda yang menggunakan teknologi secara efektif di dalam kehidupan dan karir mereka
4.      Bicaralah dengan orang tua tentang pemberian aktivitas belajar berbasis komputer di rumah. Cari cara bagaimana agen pemerintah dan komunitas dapat membantu pendanaan untuk membeli komputer untuk murid dari kelurga miskin. Ajak orang tua untuk memberi umpan balik positif kepada anak gadis mereka agar menggunakan komputer.

Referensi

Santrock, John W. (2004). Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

0 comments:

Post a Comment