Perencanaan
Instruksional
Pengembangan atau penyusunan strategi sistematik dan
tertata untuk merencanakan pembelajaran
Kerangka
Waktu
a. Apa
yang Perlu Dilakukan
1. Menentukan tujuan instruksional (apa yang harus
saya capai?)
2. Merencanakan kegiatan (apa yang harus saya
lakukan untuk mencapai tujuan?)
3. Menentukan prioritas (tugas mana yang lebih
penting?)
b. Waktu
melakukannya
4. Membuat estimasi waktu (berapa lama waktu yang
dibutuhkan setiap kegiatan?)
5. Membuat jadwal (kapan kegiatan akan dilakukan?)
6. Fleksibel (bagaimana saya akan menangani situasi
yang tak terduga?)
A. Perencanaan dan Instruksi Pelajaran Teacher-centered
Ada
tiga alat umum di sekolah yang berguna dalam perencanaan teacher-centered,yakni
sasaran behavioval, menganalisis tugas, dan taksonomi instruksional.
·
Sasaran behavioral merupakan
pernyataan yang menyatakan perubahan dalam perilaku murid untuk mencapai tujuan
kinerja yang diharapkan.
·
Analisis tugas adalah memecah tugas
yang kompleks yang dipelajari murid menjadi komponen-komponen.
·
Taksonomi instruksional
mengklasifikasikan sasaran pendidikan menjadi tiga domain: kognitif, afektif
dan psikomotor.
Instruksi Langsung
Menurut Joyce & Weil, 1996 dalam Santrock (2007)
instruksi langsung (direct intruction)
adalah pendekatan teacher-centerd yang terstruktur yang dicirikan oleh
arahan dan kontrol guru, ekspektasi guru yang tinggi atas kemajuan murid,
maksimalisasi waktu yang dihabiskan murid untuk tugas-tugas akademik, dan usaha
oleh guru untuk meminimalkan pengaruh negatif terhadap murid. Fokus instruksi
langsung adalah aktifitas akademik, materi non akademik (seperti mainan, game,
dan teka teki) cenderung tidak dipakai, interaksi murid guru (seperti percakapan
atau perhatian tentang diri atau pribadi) juga tidak begitu ditekankan. Jadi,
instruksi langsung dapat dikatakan menekankan adanya aktifitas dari kegiatan
akademik yang terus menerus, tanpa memperhatikan pengaruh non akademik.
Strategi
Instruksional Teacher-Centered
Menurut Santrock (2007) banyak
startegi teacher-centered merepleksikan instruksi langsung dari guru, yaitu:
1.Mengorintasikan
Sebelum
memulai pelajaran, susunlah kerangka dan orientasikan murid ke dalam materi
baru tersbut. Ada yang yang harus ditempuh dalam strartegi orientasi.
a.
Review aktivitas sehari seblumnya.
b.
Diskusikan sasaran pelajaran.
c.
Beri instruksi yang jelas dan
eksplisit tentang tugas yang harus dikerjakan.
d.
Beri ulasan atas pelajaran untuk hari
ini.
2. Advance organizer
adalah
aktifitas dan teknik pengajaran dengan membuat kerangka pelajaran dan
mengorientasikan murid pada materi sebelum materi itu diajarakan (Ausabel 1960,
dalam Santrock, 2007)). Advance organizer terdiri dari dua bentuk, yaitu:
a.
Exspository, adalah memberi murid
pengetahuan baru yang akan meng-orientasikan mereka kepelajaran yang akan
datang.
b.
Comporative, adalah memperkenalkan
materi baru dengan mengaitkannya dengan apa yang sudah diketahui murid.
3.
Pengajaran, penjelasan, dan
demostrasi
Pengajaran
dengan paparan/ ceramah (lecturing), penjelasn dan demonstrasi adalah aktifitas
yang biasa dilakukan guru dalam pendekatan instruksi langsung. Demontrasi
sangat efektif untuk mengajarkan konsep dalam sains.
4.
Pertanyaan dan diskusi.
Dalam
strategi ini berfungsi untuk merespon setiap kebutuhan pembelajaran murid
sembari menjaga minat dan perhatian kelompok. Penting juga untuk
mendis-tribusikan partisipasi luas sembari mempertahankan semangat belajar.
Tantangan lainnya adalah mengajak murid memberikan konstribusi sambil
mempertahankan fokus pada pelajaran.
5.
Mastery learning (pembelajaran
penguasaan materi)
Mastery
learning adalah pembelajaran satu konsep atau topik secara menyeluruh sebelum
pindah ke topik yang lebih sulit. Menurut Bloom dan Carrol dalam Santrock
(2007) pendeketan pembelajran penguasaan materi yng baik harus mengikuti
prosedur sebagai berikut:
a.
Menyebutkan tugas atau pelajaran.
b.
Bagilah pelajaran menjadi unit-unit
pembelajaran yang berhubungan dengan sasaran instruksional.
c.
Rancanglah prosedur intsruksional
dengan memasukkan umpan balik korektif ke murid jika meraka gagal menguasai
materi pada level yang dapat diterima, misalnya 90 persen benar. Umpan balik
korektif bisa diberikan melalui materi pelangkap, tutoring, atau instruksi
kelompok kecil.
d.
Beri tes pada akhir unit pelajaran,
dan akhir pelajaran untuk mengevaluasi apakah murid sudah menguasai materi pada
level yang dapat diterima.
6.
Seatwork (tugas di bangku kelas)
Seatwork
adalah menyuruh semua murid atau sebagian besar murid untuk belajar
sendiri-sendiri di bangku mereka.
7.
Pekerjaan rumah
Keputusan
instruksional penting lainnya adalah seberpa banyak dan apa jenis pekerjaan
rumah yang harus diberikan pada murid.
B. Perencanaan dan Instruksi Pelajaran Learner-centered
Instruksi
dan perencanaan learner-centered adalah para siswa, bukan
guru. Prinsip ini menekankan pembelajaran dari pelajar yang aktif dan
reflektif. Prinsip ini juga mendorong guru untuk membantu murid secara aktif
mengkonstruksi pemahaman mereka, menentukan tujuan dan rencana, berpikir
mendalam dan kreatif, memantau pembelajaran murid dan membantu murid
mengembangkan rasa pecaya diri yang positif.
Pendekatan learner-centered dikritik
terlalu banyak memperhatikan proses pembelajaran tetapi tidak cukup
memperhatikan kandungan akademiknya. Beberapa kritik menyatakan, instruksi learner-centered akan
lebih baik untuk beberapa pelajaran dibandingkan pelajaran lainnya. Pada ilmu
sosial dan kemanusiaan pendekatan learner-centered bisa diterapkan, namun pada
matematika dan sains, pendekatan teacher-centered lah yang
lebih efektif.
1.
Faktor Kognitif dan Meta Kognitif
Faktor
kognitif dan metakognitif ini terdiri atas enam prinsip, yaitu:
a. Sifat
proses pembelajaran.
b. Tujuan
proses pembelajaran.
c. Konstruksi
pengetahuan.
d. Pemikiran
strategis.
e. Memikirkan
tentang pemikiran (metakognisi).
f. Konteks
pembelajaran.
2.
Faktor motivasi dan emosional
Motivasi
dan emosional adalah faktor penting dari pembelajaran. Ada dua prinsip dalam
faktor motivasi dan emosional, yaitu:
a. Pengaruh
motivasi dan emosi terhad pembelajaran.
b. Motivasi
intrinsik untuk belajar.
c. Efek
motivasi terhadap usaha.
3.
Faktor sosial dan developmental
Faktor
sosial dan developmen yang mendasari dua
prinsip leaner-centered, yaitu:
a. Pengaruh
perkembangan pada pembelajaran.
b. Pengaruh
sosial terhadap pembelajaran.
4.
Faktor perbedaan individual
Ada
tiga prinsip leaner-centered dalam pendekatan faktor perbedaan individu, yaitu:
a. Perbedaan
individual dalam pembelajaran.
b. Pembelajaran
dan diversitas.
c. Standar
dan penilaian.
C. Teknologi dan Pendidikan
·
INTERNET
Internet adalah inti dari komunikasi
melalui komputer. Sistem internet berisi ribuan jarinagan komputer yang
terhubung di seluruh dunia, menyediakan informasi yang tak terhingga yang dapat
diakses oleh peserta didik. Dalam banyak kasus, internet mengandung informasi
yang lebih baru dari buku teks.
Menurut Santrock (2007) ada beberapa
cara yang efektif unutk menggunakan internet di kelas, yaitu:
b. Untuk
membantu menavigasi dan mengintegrasikan pengetahuan.
c. Mendorong
belajar bersama.
e. Untuk
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman guru
·
Teknologi
dan Diversitas Sosiokultural
Teknologi membawa beberapa isu sosial.
Misalnya, akankah penggunaan teknologi di sekolah, terutama komputer, akan
memperlebar jurang perbedaan antara murida kaya dan miskin, atau antara pria
dan wanita (Spring, 2000 dalam Santrock, 2007). Problem akses komputer dan
pemanfaatannya juga diperparah karena makin banyaknya komputer di rumah
keluarga kelasa menengah ke atas.
Berikut ini beberapa rekomendasi untuk
mencegah atau mengurangi kesenjangan dalam akses dan penggunaan komputer
(Gipson, 1997; Sheffield, 1997; dalam Santrock, 2007)
1. Saring
materi teknologi untuk menghilangkan bias gender, kultural, dan etnis.
2. Gunakan
teknologi sebagi alat untuk menyediakan kesempatan pembelajaran yang aktif dan
konstruktif untuk semua murid dari semua latar belakang gender, etnis, dan
kultural.
3. Beri
murid informasi tentang pakar dari latar belakang gender dan etnis yang berbeda
yang menggunakan teknologi secara efektif di dalam kehidupan dan karir mereka
4. Bicaralah
dengan orang tua tentang pemberian aktivitas belajar berbasis komputer di
rumah. Cari cara bagaimana agen pemerintah dan komunitas dapat membantu
pendanaan untuk membeli komputer untuk murid dari kelurga miskin. Ajak orang
tua untuk memberi umpan balik positif kepada anak gadis mereka agar menggunakan
komputer.
Referensi
Santrock, John W. (2004). Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
0 comments:
Post a Comment