Friday 30 June 2017

Psikologi Sekolah

Kedudukan Psikologi Sekolah dalam Ilmu Psikologi
Psikologi Sekolah merupakan salah satu dari Psikologi Pendidikan. Psikologi sekolah berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi. Yang bertujuan untuk membentuk mindset anak.

Perbedaan Psikologi Sekolah dengan Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan adalah cabang dari bidang psikologi dimana ada dasar-dasar belajar , berpikir dan aspek-aspek lain yang diterapkan untuk meningkatkan pendidikan. Psikolog Sekolah merupakan profesi dengan area kerja yang lebih sempit jika dibandingkan dengan Psikolog Pendidikan.

Psikolog Pendidikan dan Psikolog Sekolah dikatakan tidak memiliki banyak perbedaan fungsi dan persiapan pendidikan. Peran Psikolog Sekolah lebih ditekankan sebagai ahli psikologi sekolah (school psychologist), ahli psikologi masyarakat (community psychologist), dan sebagai guru bidang studi Psikologi Pendidikan.

Terdapat penekanan fungsi peran psikolog sekolah pada tercapainya tujuan pendidikan di sekolah itu sendiri. melakukan diagnostik dalam arti luas, pelaksanaan tes; melakukan wawancara dengan siswa,guru, orangtua dan orang lain yang terlibat dan mempengaruhi pendidikan siswa; observasi dilingkungan sekolah; serta mempelajari data kumulatif prestasi belajar siswa.

Dan bila Psikolog Sekolah adalah ahli yang menerapkan profesi psikologi di sekolah, maka Psikolog Pendidikan kebanyakan bekerja di fakultas dalam lingkungan universitas atau dilembaga penelitian seperti balitbang dan lembaga pendidikan dan latihan (Diklat). Dan lebih berfokus kepada riset pendidikan dan pengembangan metode belajar yang meningkatkan kualitas pendidikan itu sendiri.
  
Fungsi Sekolah Sebagai Agen Perubahan
Sekolah adalah tempat transfer ilmu pengetahuan dan budaya (peradaban). Melalui praktik pendidikan, peserta didik diajak untuk memahami bagaimana sejarah atau pengalaman budaya dapat ditransformasi dalam zaman kehidupan yang akan mereka alami serta mempersiapkan mereka dalam menghadapi tantangan dan tuntutan yang ada di dalamnya.

Melalui kegiatan pendidikan, gambaran tentang masyarakat yang ideal itu dituangkan dalam alam pikiran peserta didik sehingga terjadi proses pembentukan dan perpindahan budaya. Pemikiran ini mengandung makna bahwa lembaga pendidikan ( sekolah ) sebagai tempat pembelajaran manusia memiliki fungsi sosial (agen perubahan di masyarakat).
Sebagai agen perubahan lembaga pendidikan ( sekolah ) berfungsi sebagai alat:
1.            Pengembangan pribadi
2.            Pengembangan warga
3.            Pengembangan Budaya
4.            Pengembangan bangsa

Metode Dalam Sistem Pengajaran
Metode yang dapat digunakan untuk sistem pengajaran sekolah
1.      Metode ceramah      
          Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa. Metode ini berbentuk penjelasan konsep, prinsip dan fakta pada akhir perkuliahan ditutup dengan Tanya jawab antara dosen dan mahasiswa.
2.      Diskusi
          Muhibbin Syah (2000), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama (socialized recitation). Metode diskusi dapat pula diartikan sebagai siasat “penyampaian” bahan ajar yang melibatkan peserta didik untuk membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat problematis. Guru, peserta didik atau kelompok peserta didik memiliki perhatian yang sama terhadap topik yang dibicarakan dalam diskusi.
3.      Penugasan
          Metode resitasi adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukankegiatan belajar. Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak , sementara waktu sedikit. Metode pemberian tugas adalah cara dalam proses belajar mengajar dengan jalan memberi tugas kepada siswa. Tugas-tugas itu dapat berupa mengikhtisarkan karangan, (dari surat kabar, majalah atau buku bacaan) membuat kliping, mengumpulkan gambar, perangko, dan dapat pula menyusun karangan.
4.      Tanya Jawab
          Metode tanya jawab adalah suatu metode dimana guru menggunakan atau memberi pertanyaan kepada murid dan murid menjawab, atau sebaliknya murid bertanya pada guru dan guru menjawab pertanyaan murid itu (Soetomo, 1993 : 150)
Metode tanya jawab merupakan cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru (Syaiful Bahri Djamarah 2000: 107). Metode ini dipandang lebih baik dari pada metode pembelajaran konvensional yaitu metode ceramah. Alasannya karena metode ini dapat merangsang siswa untuk berfikir dan berkreativitas dalam proses pembelajaran. Metode Tanya jawab juga dapat digunakan untuk mengukur atau mengetahui seberapa jauh materi atau bahan pengajaran yang telah dikuasai oleh siswa.

Permasalahan Yang Terjadi di Sekolah Serta Solusi Pemecahannya

·         Keterlambatan siswa
 Solusinya, siswa diberi nasehat dan peringatan dan diajarkan bagaimana memanajemen waktu agar tidak terlambat lagi, atau bahkan diberi hukuman sewajarnya.
·         Perkelahian antarsiswa
 Solusinya, siswa diajak untuk melakukan mediasi dengan guru untuk mendapat jalan keluar dari permasalahannya.
·         Kurangnya minat siswa pada mata pelajaran yang diajarkan.
 Solusinya, guru mencari metode pengajaran yang baru agar siswa tertarik / tidak bosan.



Mengelola Kelas

Mengapa Kelas Perlu Dikelola Secara Efektif
            Manajemen kelas yang baik akan memaksimalkan kesempatan pembelajaran murid (Charles, 2002; Everstson, Emmer, & Worsham, 2003). Para pakar dalam bidang manajemen kelas melaporkan bahwa ada perubahan dalam pemikiran tentang cara terbaik dalam mengelola kelas. Pandangan lama menekankan pada penciptaan dan pengaplikasian aturan untuk mengontrol tindak tanduk murid. Pandangan baru memfokuskan pada kebutuhan murid untuk mengembangkan hubungan dan kesempatan untuk menata diri (kennedy, dkk., 2001). Manajemn kelas yang mengorientasikan murid pada sikap pasif dan patuh pada aturan ketat dapat melemahkan keterlibatan murid dalam pembelajaran aktif, pemikiran, dan konstruksi pengetahuan social.tren baru dalam manajemn kelas lebih menekankan pada pembimbingan  murid untuk lebih mau berdisiplin diri dan tidak terlalu menekankan pada control eksternal pada diri murid (Freiberg, 1999). Secara hitoris dalam manajemen kelas guru dianggap sebagai pegatur. Dalam tren yang lebih menekankan pada pelajar, guru lebih dianggap sebagai pemandu, coordinator dan fasilitator. Model pembelajaran yang baru bukan mengarah pada model yang permisif. Penekanan pada perhatian dan regulasi diri murid bukan berarti guru tidak bertanggung jawab atas apa yang terjadi di kelas (emmer & Stough, 2001).
            Saat anda mengkaji berbagai aspek manajeman kelas, camkanlah arti penting dari musyawarah dan kerja sama dengan anggota staf yang lain dalam isu manajeman kelas (Evetson & Harris, 1999). Juga sadari bahwa kelas anda adalah bagian dari konteks kultur sekolah yang lebih luas, dan bahwa dalam area seperti itu kebijakan disiplin dan manajemen konflik anda harus mencerminkan dan konsisten dengan kebijakan sekolah dan guru yang lain.

Isu Manajemen di Kelas Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah
            Kelas SD dan SMP/SMA mengandung banyak isu manajemen yang mirip pada semua level pendidikan, manajer kelas yang baik mendesain lingkungan yang positif untuk pembelajaran, membangun dan menegakkan aturan, mengajak murid bekerja sama, mengatasi problem secara efektif, dan menggunakan strategi komunikasi yang baik.
            Akan tetapi, prinsip manajeman kelas yang baik terkadang diaplikasikan secara berbeda disekolah dasar dan menengah karena perbedaan strukturnya. Di banyak SD, guru harus menghadapi 20 sampai 25 murid selama seharian. Di SMP dan SMA, guru menghadapi lima tau enam kelompok terdiri dari 20 sampai 25 murid selama 50 menit satu hari. Dibandingkan dengan sekolah menengah, murid SD menghabiskan lebih banyak waktu dengan murid yang sama dikelas kecil, dan berinteraksi dengan orang yang selama seharian sehingga bisa menimbulkan kebosanan dan problem lain. Akan tetapi, dengan 100 sampai 150 murid, guru disekolah menengah atas menghabiskan lebih sedikit waktu dengan murid di kelas, akan lebih sulit bagi mereka untuk membangun hubungan personal dengan murid. Dan guru sekolah menengah harus bergerak cepat dan mengelola waktu dengan efektif karena periode kelasnya pendek.
            Dibandingkan di SD, problem sekolah menengah dapat lebih lama dan dalam karenanyalebih sulit untuk dimodifikasi. Juga, problem disiplin di sekolah menengah biasanya lebih berat, murid lebih mungkin membangkang pada aturan dan bahkan bertindak bebahaya. Karena kebanyakan murid sekolah menengah punya keterampilan penalaran yang lebih maju dibandingkan murid SD. Mereka munkin menginginkan penjelasan yang lebih logis dan masuk akal tentangauran dan disiplin yang diberlakukan. Dan juga disekolah menengah, sosialisasi perbedaan –perbedaan antara sekolah dasar dan menengah ini saat kita membahas cara mengelola kelas secara efektif. Seperti yang akan kita lihat nanti, baik di level sekolah dasar maupun menengah, kelas bisa jadi dapat, kompleks, dan kacau.

Kelas Padat, Kompleks, dan Berpotensi Kacau
            Dalam menganalisa lingkungan kelas, Walter Doyle (1986) mendeskripsikan enam karakteristik yang merefleksikan kompleksitas dan potensi problemnya :
-          Kelas adalah muitidimendional
-          Aktivitas terjadi secara simultan
-          Hal-hal terjadi ecara cepat
-          Kejadian sering kali tidak dapat diprediksi
-          Hanya ada sedikit privasi
-          Kelas punya sejarah

Memulai dengan Benar
            Salah satu kunci untuk mengelola kompleksitas adalah mengelola hari-hari pertama dan minggu-minggu awal masa sekolah secara cermat dan hati-hati. Anda harus menggunakan masa- masa ini untuk menyampaikan aturan dan prosedur yang anda gunakan kepada kelas dan mengajak murid bekerja sama untuk mematuhinyam dan mengajak murid terlibat aktif dalam semua aktivitas pembelajaran.


Referensi:
Santrock, W. John.(2004). Psikologi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta: Prenadamedia Group


Tes Standar dan Evaluasi

Apa Itu Tes Standar?
Tes standar atau tes yang dibakukan mengandung prosedur yang seragam untuk menentukan nilai dan administrasinya. Tes standar bisa membandingkan kemampuan murid dengan murid lain pada usia atau level yang sama, dan dalam banyak kasus perbandingan ini dilakukan di tingkat nasional.

Tujuan Tes Standar
Tes standar biasanya bertujuan untuk:
1. Memberikan informasi tentang kemajuan murid.
2. Mendiagnosis kekuatan dan kelemahan murid,
3. Memberikan bukti untuk penempatan murid dalam program khusus.
4. Memberi informasi untuk merencanakan dan meningkatakan pengajaran atau instruksi.
5. Membantu administrator mengevaluasi program.
6. Memberikan akuntabilitas.

Kriteria untuk Mengevaluasi Tes Standar      
Kriteria paling penting untuk mengevaluasi tes standar:
1. Norma
Untuk memahami kinerja murid individual dalam suatu tes, kinerjanya itu perlu dibandingkan dengan kinerja dari kelompok norma, yakni kelompok dari individu yang sama yang sebelumnya telah diberi ujian oleh penguji. Tes ini dikatakan didasarkan pada norma nasional apabila kelompok norma itu terdiri dari representasi murid secara nasional. Selain norma nasional, tes standar juga dapat mengandung norma kelompok spesial dan norma lokal. Norma kelompok spesial terdiri dari nilai tes untuk sub-kelompok dari sampel nasional. Norma lokal membandingkan kinerja murid dengan murid lain dari kelas yang sama, sekolah yang sama, atau distrik yang sama. Jadi, evaluasi kinerja tes murid akan berbeda-beda tergantung kepada norma kelompok yang dipakai.
2. Validitas
Validitas biasanya didefinisikan sebagai sejauh mana sebuah tes bisa mengukur apa-apa yang hendak diukur dan apakah inferensi tentang nilai tes itu akurat atau tidak. Tes standar yang valid harus mengandung validitas isi yang baik, yakni kemampuan tes untuk mencakup sampel isi yang hendak diukur. Bentuk lain dari validitas adalah validitas kriteria, yakni kemampuan tes untuk memprediksi kinerja murid saat diukur dengan penilaian atau kinerja lain. Validitas kriteria dapat bersifat concurrent dan predictive. concurrent validity adalah relasi antara nilai tes dengan kinerja masa depan murid. Predictive validity adalah relasi antara nilai tes dengan kinerja masa depan murid. Tipe ketiga dari validitas adalah construct validity adalah sejauh mana ada bukti bahwa sebuah tes mengukur konstruk tertentu. Sebuah konstruk adalah cirri atau karakteristik yang tidak bisa dilihat dari seseorang, seperti intelegensi, gaya belajar, personalitas, atau kecemasan.
3. Realibilitas
Reliabilitas berarti sejauh mana sebuah prosedur tes bisa menghasilkan nilai yang konsisten dan dapat direproduksi. Reabilitas dapat diukur dengan berbagai cara, antara lain test-retest reliability ialah sejauh mana sebuah tes menghasilkan kinerja yang sama ketika seorang siswa diberi tes yang sama dalam dua kesempatan yang berbeda, alternate-forms reliability ialah ditentukannya reliabilitas dengan memberikan bentuk yang berbeda dari tes yang sama pada dua kesempatan yang berbeda untuk kelompok murid yang sama dan mengamati seberapa konsistenkah skornya, dan split-half reliability ialah reliabilitas yang dinilai dengan membagi item tes menjadi dua bagian, seperti item bernomor genap dan ganjil.
4. Keadilan
Tes yang adil adalah tes yang tidak bias dan tidak diskriminatif. Contoh umum dari tes yang tidak adil adalah tes yang menempatkan sekelompok murid tertentu pada posisi yang dirugikan. Untuk murid dengan ketidakmampuan, keadilan sering kali  membutuhkan adaptasi dalam pelaksanaan tes.
TES KECAKAPAN DAN PRESTASI
Membandingkan Tes Kecakapan dan Prestasi
Tes kecakapan adalah tipe tes yang didesain guna memprediksi kemampuan murid untuk mempelajari suatu keahlian atau menguasai sesuatu dengan pendidikan dan training tingkat lanjut. Sedangkan tes prestasi adalah tes yang dimaksudkan untuk mengukur apa yang telah dipelajari atau keahlian apa yang telah dikuasai murid.

Jenis-jenis Tes Prestasi Standar
1. Survey Batteries
Sekelompok tes pokok persoalan individual yang didesain untuk murid level tertentu.
2. Tes untuk Subjek Spesifik
Tes yang biasanya menilai suatu keahlian secara lebih mendetail dan ekstensif ketimbang survey batteries.
3. Tes Diagnostik
Tes yang bertujuan untuk menentukan kebutuhan pembelajaran spesifik dari murid sehingga kebutuhan itu dapat dipenuhi melalui instruksi regular atau remedial.

Ujian Negara Beresiko Tinggi (High-Stakes)
Keuntungan dari Penggunaan Tes Beresiko Tinggi
1.      Meningkatkan kinerja murid.
2.      Lebih banyak waktu untuk mengajarkan pelajaran yang diujikan.
3.      Ekspektasi tinggi untuk semua murid
4.      Identifikasi sekolah, guru, dan administrator yang berkinerja payah.
5.      Meningkatkan rasa percaya diri di sekolah setelah nilai ujian naik.

Kritik terhadap Ujian Negara
1.      Mumpulkan kurikuluk dengan penekanan lebih besar pada hafalan ketimbang pada keahlian berpikir dan memecahkan masalah.
2.      Mengajar demi ujian.
3.      Diskriminasi terhadap murid dari status sosioekonomi rendah dan minoritas.

Peran Guru
Peran guru dalam ujian standar adalah mempersiapkan murid untuk mengerjakan ujian, melaksanakan ujian, memahami dan menginterpretasikan hasil ujian, dan menyampaikan hasil tes kepada orang tua. Guru juga menggunakan nilai ujian untuk membuat rencana dan meningkatkan instruksi.

Isu-Isu dalam Tes Standar
1.      Ada perselisihan pendapat tentang manfaat tes standar versus penilaian alternative seperti penilaian kinerja dan portofolio. Jika dipakai secara benar, tes standar bermanfaat tetapi hanya memberikan sebagian dari gambaran penilaian dan punya keterbatasan. Beberapa pakar penilaian dan guru percaya bahwa ujian negara beresiko tinggi harus mencakup penilaian alternative.
2.      Kinerja murid Afrika-Amerika, Latino dan, suku Indian-Amerika lebih rendah ketimbang murid Kulit Putih non-Latino pada beberapa tes standar. Bias cultural adalah perhatian utama dalam tes standar ini. Beberapa pakar penilainan percaya bahwa penilaian kinerja mengandung potensi mengurangi bias dalam ujian.


Referensi:

Santrock, W. John.(2004). Psikologi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta: Prenadamedia Group


Sunday 9 April 2017

Testimoni Mata Kuliah Psikologi Pendidikan

Assalamu’alaikum wr. wb.

Mata kuliah Psikologi Pendidikan ini baru saya dapatkan pada semester 2 ini. Saya mempelajari mata kuliah ini baru sekitar 3 bulan tapi sudah banyak ilmu yang saya dapatkan dari mata kuliah ini. Selama 3 bulan di mata kuliah Psikologi Pendidikan ini ada 6 materi yang sudah dipelajari, yaitu psikologi pendidikan dan teknologi, belajar, psikologi dan tahap perkembangan dan pendidikan, motivasi dan proses kognitif, pendidikan multi cultural dan intelegensi

            Pada mata kuliah Psikologi Pendidikan ini terdapat beberapa dosen, yang cara mengajarnya berbeda-beda antara satu dengan yang lain dan menyenangkan. Sehingga membuat saya dapat dengan mudah memahami materi yang diajarkan.

            Di mata kuliah ini, kami diberikan tugas kelompok yaitu observasi  bagaimana proses belajar siswa ke sekolah-sekolah. Saya senang mendapatkan tugas seperti ini, karena sangat bermanfaat dan dapat menambah pengalaman  saya.


            Saya sangat berterima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Psikologi Pendidikan karena telah membimbing dan membantu kami dalam memahami materi Psikologi Pendidikan, dan semoga ilmu yang kami dapatkan bisa bermanfaat untuk orang lain.

HASIL OBSERVASI PSIKOLOGI PENDIDIKAN KELAS C (KELOMPOK 3)

Laporan Hasil Observasi Mata Kuliah Psikologi Pendidikan
Topik : Peran Teknologi Dikalangan Siswa Kelas X
Judul : Peran Teknologi Bagi Pendidikan Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Medan

BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan sesuatu yang sudah dianggap multak bagi semua orang. Pendidikan menjadi suatu dasar bagi tumbuhnya karakter seseorang kedepannya. Dewasa ini, pengunaan buku sebagai media pendidikan sudahlah tidak banyak lagi ditemukan. Banyak orang lebih menyukai media elektronik karena dianggap lebih mudah dan praktis dalam menyajikan informasi.
Penggunaan Sistem Teknolgi dan Informasi dewasa ini sangatlah meningkat. Teknologi itu sendiri merupakan sesuatu yang tidak asing lagi dan banyak berperan di dalam kehidupan sehari-hari.  Teknologi merupakan suatu hal yang berkembang dan akan terus berkembang. Tak dapat dipungkiri bahwasannya penggunaan teknologi ini sampai ke ranah pendidikan. Inovasi-inovasi baru juga telah ditemukan dan sangat berperan penting. Contoh dari pengembangan teknologi yang dapat dipergunakan di dunia pendidikan adalah media internet dan penggunaan proyektor LCD. Internet merupakan salah satu media pembelajaran yang penting bagi siswa-siswa jaman sekarang. Internet menyediakan informasi yang tidak terbatas untuk dapat dipelajari. Sistem e-learning juga dewasa ini sering digunakan. Dengan dukungan media internet, para guru lebih senang membagikan soal-soal melalui media ini. Selain itu, para peserta didik juga dapat mengakses buku online atau e-book tanpa harus membeli buku secara langsung. Selain itu, peran proyektor di dalam kelas di sekolah sudah mulai diterapkan pada beberapa sekolah-sekolah. Dengan adanya proyektor ini, proses belajar mengajar diharapkan dapat berjalan dengan lancar.
1.2 Landasan Teori
1.2.1 Revolusi Teknologi
Murid-murid dewasa ini tumbuh di dunia yang jauh berbeda dengan di masa ketika orang tua dan kakek mereka masih menjadi murid. Jika murid ingin siap kerja, teknologi harus menjadi bagian integral dari sekolah dan pelajaran di kelas. Revolusi teknologi adalah bagian dari masyarakat informasi dimana kita kini hidup.
Teknologi dalam pendidikan merupakan hal yang penting dalam pendidikan. Disaat sekarang ini teknologi merupakan sarana/alat yang baik untuk memotivasi murid dan membimbing pembelajaran mereka, dan guna mempermudah mereka dalam memperluas ilmu pengetahuan. Seperti: internet, web (world wide web), website, e-mail, dan sebagainya.
1.2.2 Internet
Internet adalah inti dari komunikasi melalui komputer. Sistem internet berisi ribuan jaringan komputer yang ada di seluruh dunia, menyediakan informasi yang tak terhingga yang dapat diakses oleh murid. Dalam banyak kasus, internet mengandung informasi yang lebih baru daripada buku teks. Pada tahun 2000, 98% sekolah di Amerika sudah terhubung dengan internet. World Wide Web (WWW) adalah sistem pengambilan informasi hypermedia yang menghubungkan berbagai materi internet. Semuanya dapat dilakukan dengan meng-klik gambar yang terdapat dalam layar monitor.
Website adalah lokasi individu atau organisasi di internet. Website menampilkan informasi yang dimasukkan oleh suatu organisasi ataupun individu.
Email (electronic mail) adalah bagian penting dari teknologi itu sendiri. Pesan dapat dikirim dan diterima dari individu atau dari banyak individu sekaligus.
1.2.3 E-Learning
Sistem pembelajaran elektronik atau e-pembelajaran (Inggris: Electronic learning disingkat E-learning) dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi informasi yang diterapkan di bidang pendidikan berupa website yang dapat diakses di mana saja. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan e-learning, peserta ajar (learner atau murid) tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru secara langsung. E-learning juga dapat mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program pendidikan.
1.2.4 Proyektor
Proyektor LCD merupakan salah satu jenis proyektor yang digunakan untuk menampilkan video, gambar, atau data dari komputer pada sebuah layar atau sesuatu dengan permukaan datar seperti tembok, dsb. Proyektor jenis ini merupakan jenis yang lebih modern dan merupakan teknologi yang dikembangkan dari jenis sebelumnya dengan fungsi sama yaitu Overhead Projector (OHP) karena pada OHP datanya masih berupa tulisan pada kertas bening.
Proyektor LCD biasanya digunakan untuk menampilkan gambar pada presentasi atau perkuliahan, tetapi juga bisa digunakan sebagai aplikasi home theater.
1.2.5 Standar untuk Murid yang “Melek Teknologi”
Internasional Society for Technology in Education (2002) bekerja sama dengan US Departement of Education, telah mengembangkan standar untuk murid guna mencapai level grade yang berbeda. Karena kami mengambil data siswa-siswi kelas 10, berikut strateginya.
Grade 9 sampai 12
ü  Identifikasi kapabilitas dan keterbatasan dari teknologi kontemporer dan nilailah potensi sistem dan layanan ini untuk memenuhi kebutuhan personal dan pekerjaan
ü  Gunakan sumber daya teknologi untuk mengelola dan menomunikasikan informasi porsonal dan profesional (seperti keuangan, jadwal, alamat, pembelian, dan korespondensi)
ü  Gunakan informasi online secara rutin untuk memenuh kebutuhan riset, publikasi, komunikasi dan produktivitas
ü  Pilih dan aplikasikan alat teknologi untuk riset, analisis informasi, dan pemecahan problem dalam pembelajaran materi
1.3 Tujuan
1. Mengetahui bagaimana perkembangan teknologi pada dunia pendidikan
2. Mengetahui apakah teknologi merupakan media pembelajaran yang tepat guna
3. Mengetahui apakah penggunaan internet, proyektor dan e-learning sudah tepat tujuan sehingga pembelajaran menjadi efisien
1.4 Alat dan Bahan
1. Angket (kuisioner)
2. Kamera
3. Alat tulis
4. Laptop
5. Reward

1.5 Subjek Penelitian dan Lokasi Penelitian
Subjek : Siswa-siswi kelas X MIA-10 SMA Negeri 3 Medan
Lokasi : Jl. Budi Kemasyarakatan No.3, Pulo Brayan Kota, Medan Bar., Kota Medan, Sumatera Utara 20238, Indonesia

1.6 Analisis Data
Metode yang kami gunakan dalam menyelesaikan proyek pendidikan terhadap teknologi dan media pembelajaran adalah sebagaiberikut:
1. Metode Survey
Metode pertama yang kami gunakan adalah dengan membagikan angket kepada 40 subjek kami yang keseluruhannya merupakan siswa-siswi kelas X MIA-10.

2. Observasi
Selain memeberikan angket, kami juga mengobservasi kegiatan belajar-mengajar di kelas X MIA-10 tersebut.

1.6.1 Kalkulasi Biaya
1.      Reward (4 kotak pulpen)           = Rp 40.000,-
2.      Fotokopi angket                         = Rp 2.000,-
3.      Transportasi                                = Rp 0,-
Total                                                   = Rp 42.000,-


BAB II
Pelaksanaan

Sekolah yang menjadi tempat pengambilan data kami adalah SMA Negeri 3 Medan yang terletak pada Jalan Budi Kemasyarakatan No.3, Medan. Berikut merupakan susunan pelaksanaan kegiatan kami dari pertama kali memutuskan topik proyek, sampai dengan pelaksanaannya selesai

No.
Kegiatan
Tanggal
1.
Permohonan surat izin dari fakultas
15 Maret 2017
2.
Diskusi perencanaan kegiatan dan penentuan metode yang digunakan
20 Maret 2017
3.
Pemilihan topik dan penentuan judul
20 Maret 2017
4.
Pembuatan angket
26 Maret 2017
5.
Pengajuan surat permohonan ke Sekolah SMA Negeri 3 Medan
27 Maret 2017
6.
Fotokopi angket
27 Maret 2017
7.
Pembagian angket di kelas SMA Negeri 3 Medan
29 Maret 2017
8.
Pembagian reward
29 Maret 2017
9.
Evaluasi
7 April 2012
10.
Perhitungan angket
7 April 2017
11.
Posting blog
9 April 2017


BAB III
Hasil Proyek

Dalam proyek ini, kami merencanakan untuk membagi angket kami ke 40 subjek di kelas  X MIA-10. Jadi 40 hasil dari survey inilah yang akan kami teliti lebih lanjut. Adapun hasil dari respon dan juga pertanyaan-pertanyaan dari kelompok kami akan kami sajikan dalam tabel berikut:
No
Pernyataan
TS
S
SS
1
Sekolah saya telah memiliki fasilitas teknologi yang memadai
32%
55%
13%
2
Saya memiliki akses yang cukup untuk menggunakan internet
42,5%
50%
7.5%
3
Saya lebih senang belajar menggunakan proyektor
12,5%
52,5%
35%
4
Saya merasa pembelajaran menggunakan proyektor sangat berguna
7.5%
67.5%
25%
5
Saya menggunakan internet untuk membantu saya mengerjakan tugas
0%
62.5%
37,5%
6
Dengan adanya internet proses pembelajaran lebih mudah dan efisien
5%
57.5%
37.5%
7
Internet memberikan banyak dampak positif untuk saya

10%
42.5%
47.5%
8
Sejak menggunakan internet saya semakin senang untuk belajar
17.5%
60%
22.5%
9
Menurut saya internet merupakan salah satu bagian terpenting dalam meningkatkan proses belajar
12.5%
50%
37.5%
10
Dengan adanya metode pembelajaran e-learning dapat mempermudah saya dalam proses belajar
0%
70%
30%
11
Saya merasa dengan menggunakan proyektor saya lebih termotivasi, lebih menarik perhatian dan minat belajar
7.5%
67.5%
25%
12
Saya merasa peran internet sangat membantu dalam menunjang proses belajar
0%
77.5%
22.5%
13
Dengan adanya e-learning saya merasa lebih mudah mendapatkan materi yang akan diajarkan oleh guru
12.5%
72.5%
15%
14
Menurut saya internet itu sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan
2.5%
67.5%
30%
15
Saya sering mengakses internet untuk mencari apa saja hal-hal yang berhubungan dengan dunia pendidikan
0%
70%
30%
16
Menurut saya internet memiliki lebih banyak sisi positif untuk pembelajaran
7.5%
57.5%
35%
17
Saya kurang mahir menggunakan internet
80%
20%
0%
18
Saya sudah mahir dalam menggunakan internet
17.5%
82.5%
0%
19
Saya selalu mengikuti perkembangan teknologi internet
2.5%
72.5%
22.55
20
Saya mengalami kesulitan dalam penggunaan proyektor jika presentasi
92.5%
7.5%
0%
21
Saya selalu menggunakan internet dalam mengerjakan tugas-tugas saya
22.5%
52.5%
25%
22
Disekolah saya telah menerapkan penggunaan e-learning
25%
40%
35%
23
Saya tidak merasa takut dengan perkembangan teknologi
7.5%
47.5%
45.%
24
Saya merasa teknologi harus terus berkembang
0%
57.5%
42.5%


Jadi hasil dari survey ketika telah kami hitung persentasenya dan setelah dilakukan kuisioner dengan anak SMA adalah sebagai berikut:
-   Teknologi pada zaman sekarang sudah sangat berkembang dan siswa-siswi setuju bahwa teknologi memegang peranan penting di dalam dunia pendidikan
-   Mayoritas subjek tidak merasa bahwa mereka adalah muda mudi yang gaptek
-   Dengan adanya internet, para siswa akan lebih semangat dalam mengerjakan PR. Akan tetapi, dari survey yang dilakukan, mereka jarang membuka situs pendidikan ketika mereka sedang mempunyai waktu senggang. Mereka dapat menghabiskan waktu berjam-jam di internet, namun dengan membuka berbagai situs jejaring sosial juga
-   Mereka sebagai siswa yang tidak gaptek merasa tidak begitu takut dengan perkembangan teknologi sekarang ini.
-   Mereka merasa beruntung dan berharap teknologi dapat berkembang seiring dengan berjalannya waktu dan juga perkembangan di bidang pendidikan akan meningkat
-   Murid-murid yang mempunyai Over Head Projector (OVP) di dalam kelasnya merasa beruntung karena proyektor banyak membantu proses belajar mengajar
-   Mereka mengakui bahwa dengan adanya proyektor, murid akan lebih mudah menyerap pelajaran dan guru juga otomatis akan lebih mudah dalam menyampaikan materi.
-   Mereka mengharapkan adanya terobosan baru yang tak kalah bergunanya dari proyektor yang dapat mendukung proses belajar mengajar
-   Bagi kelas di SMA Negeri 3 Medan yang tidak memiliki proyektor akan diperbolehkan untuk berkunjung ke Ruang Prasarana yang menyediakan fasilitas proyektor bagi guru dan siswa dimana ruang tersebut terbuka bagi kelas manapun, selain kelas yang sudah memiliki proyektor tersendiri.
-   Sebagai tambahan, SMA Negeri 3 Medan memiliki portal e-learning yang menyajikan informasi tentang kegiatan pembelajaran secara digital untuk mempermudah siswa dalam pembelajaran

3.1 Evaluasi
Proyek mini kami sempat tertunda dalam pelaksanaannya ke SMA Negeri 3 Medan. Hal ini dikarenakan pada saat kami ingin melakukan observasi, siswa kelas 12 sedang melaksanakan USBN jadi kami tidak diizinkan untuk melakukan observasi ini. Setelah kita diperbolehkan masuk, segala sesuatu juga berjalan sesuai dengan jadwal.

3.2 Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil observasi yang kami lakukan adalah bahwa teknologi memang memegang peranan penting di dalam dunia pendidikan. Peranan penting tersebut adalah membantu mempermudah proses pembelajaran disekolah. Contoh yang kami gunakan adalah e-learning, internet dan proyektor. Ketiga teknologi ini memang berbeda aplikasinya. Namun, ketiganya dapat digunakan untuk menyokong dan memajukan dunia pendidikan. Dengan adanya teknologi, proses belajar mengajar pun akan lebih mudah. Proyektor contohnya, mempermudah guru dan juga murid. E-learning juga membantu tetapi ada dampak negatifnya, yaitu jika siswa tidak tatap muka dengan guru maka kurang efektif juga.
Teknologi memang sudah berkembang pesat sampai saat sekarang ini. Teknologi sebagai Media Pembelajaran siswa merupakan terobosan yang dapat dibilang baru karena penerapannya baru diterapkan beberapa dekade terakhir. Kita juga perlu memerhatikan perkembangan Teknologi Informasi pun juga tak luput kita tidak meninggalkan etika-etika tradisional terhadap siswa-siswi. Karena ini merupakan hal yang sangat penting. Jika tidak ada yg memerhatikan, mengawasi dan membimbing siswa-siswi yang menggunakan Teknologi Informasi hal ini bisa menjadi dampak yang buruk, dan siswa-siswi bisa terjerumus kedalam hal yang tidak baik. Teknologi kedepannya diharapkan untuk dapat berkembang lebih jauh lagi dan menghasilkan hasil yang bahkan jauh lebih efektif lagi.

3.3 Testimonial

Fazila Humayra (16-162)
Saya merasa senang dapat diberi kesempatan untuk terjun langsung ke lapangan sebagai seorang observator. walaupun awalnya saya merasa takut, tetapi karena saya bersama teman-teman saya merasa berani dan puji syukur lancar sampai akhir. tugas kali ini sangat memberikan banyak manfaat kepada saya dan saya harap hasil pelaporan kami dapat berguna bagi banyak orang

Myra Yuliza Rahma (16-163)
Ini pertama kalinya saya melakukan observasi kepada siswa-siswi di sekolah. Saya merasa senang melaksanakan tugas observasi ini  karena menapat kesempatan untuk terjun langsung ke lapangan. Saya juga merasa tugas ini telah menambah pengalaman saya, dan juga dapat mengetahui tentang peran teknologi pada zaman modern ini, dan mengetahui bagaimana sebenarnya pandangan siswa-siswi pada zaman modern ini.

Megawati (16-179)
Saya merasa tugas pendidikan ini membantu saya lebih berani dalam berbicara di depan umum dan cukup bermanfaat dalam pengalaman baru saya.  Tetapi dalam tugas ini ada beberapa kesulitan yang dihadapi, namun disitulah saya melatih kesabaran dan keberanian dapat lebih baik lagi berkomunikasi antar kelompok.

Muthahharah  (16-199)
Pada saat saya melakukan tugas observasi ini saya merasa cukup memberikan pengalaman bagi saya karena mengharuskan saya berinteraksi langsung dengan orang luar tugas ini juga melatih cara saya berkomunikasi dengan orang lain tata bahasa saya serta meningkatkan keberanian saya untuk berbicara di depan umum.

Shania Ulimaz Yasmin (16-203)
Dalam tugas pendidikan ini saya berpikir tugas ini akan sulit untuk dikerjakan tetapi ternyata tidak seperti apa yang saya pikirkan. Walaupun ada kendala dalam menentukan hari apa kita akan melakukan observasi, tetapi kita dapat melakukannya juga setelah menyepakati harinya. Dan juga dgm adanya tugas ini dapat membuat saya lebih berani dan menambah pengalaman saya.

Deau Fitri Aini (16-206)
Pada tugas pendidikan kali ini saya merasa tertantang, awalnya sih berfikir bakalan berat ngerjakan.Ternyata tidak seperti yang saya bayangkan, gak terlalu sulit, hanya butuh keberanian dan kesabaran

Amanda Aprilitta Ginting (16-207)
Saya merasa dengan ada nya tugas observasi ini menambahkan pengalaman untuk saya dan kelompok, sekaligus dapat melatih dan meningkatkan keberanian saya untuk berbicara di depan umum

Amelia reisha (16-218)
Saya merasa tugas pendidikan ini cukup menambah keberanian saya untuk berbicara dan menghadapi sesuatu hal yang baru, dan sangat menambah pengalaman saya. Tetapi dalam tugas ini ada beberapa kesulitan yang dihadapi, namun disitulah saya melatih kesabaran dan dapat lebih baik lagi berkomunikasi antar kelompok.

3.4 Dokumentasi








3.5 Referensi

Santrock, John W. (2004). Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.